Welcome To Yudas Blog For Update News
loading ...

Kamis, 25 Maret 2010

Perajin Angklung, Minim Regenerasi

BANDUNG, KOMPAS.com- Meski UNESCO akan mengakui angklung sebagai salah satu warisan budaya dunia, jumlah perajin angklung justru sangat sedikit. Contohnya, Saung Angklung Udjo (SAU) hanya memiliki 20-an perajin angklung. Padahal SAU adalah pusat kegiatan dan produksi angklung yang cukup besar.

"Masih banyak yang menganggap pekerjaan sebagai perajin angklung rendahan. Mereka berpikir ngapain sekolah kalau cuma jadi perajin angklung?" keluh Sam Udjo di SAU Bandung, Kamis (25/3/2010).


Dia menyatakan, pola pikir masyarakat dalam memandang perajin angklung harus diubah. "Kalau pola pikir bisa diubah, pasti akan banyak orang yang mau menjadi perajin angklung," tambah Sam, yang merupakan anak pendiri SAU, Udjo Ngalagena.

"Selama ini proses pembuatan angklung memang masih mengandalkan pengalaman dari perajin senior. Tapi nantinya SAU akan mengusahakan untuk bisa membuat sekolah resmi yang mendidik perajin angklung," tandas Sam.

SAU adalah salah satu contoh kegiatan wirausaha sosial yang berhasil. Mereka dapat mewujudkan orientasi sosialnya dengan melestarikan budaya dan kesenian, serta memberdayakan masyarakat setempat.

Namun SAU juga tak mengenyampingkan unsur bisnis dan keuntungan finansial dari kegiatan mereka, yang digunakan untuk mendukung orientasi sosialnya. SAU berlokasi di Jl Padasuka 118, Bandung.

Di tempat ini, semua orang diperkenankan untuk berpartisipasi mengikuti kegiatan kebudayaan dan kesenian tanpa dipungut biaya. Informasi yang lebih lengkap, dapat dilihat di situs SAU di www.angklung-udjo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your Ad Here